Welcome

    Welcome
    Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.

    Peace will be open to you.

    In the name of Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    Welcome to my personal website.

Para Carier COVID-19

Alfian Nur Rosyid

Dokter Paru FK UNAIR, Satgas Corona RS UNAIR, Humas PDPI

Pandemi COVID-19 diumumkan 1 bulan setelah ditemukan virus baru 2019-nCoV. Lebih dari 25 negara terjangkiti. Penyebaran virus sangat cepat, melalui transmisi droplet, kontak dan airborne (perdebatan). Virus berpindah dari saluran napas seseorang yang positif kepada orang lain yang tak bermasker dalam jarak kurang dari 1 meter.

Tersebutlah seorang lelaki muda, hampir kepala lima. Dia datang ke IGD sebuah rumah sakit dalam kondisi batuk dan sesak sejak 4 hari. Lelaki itu cukup gemuk untuk dibopong oleh kedua temannya. Karena sesak berat, lelaki tersebut harus masuk ICU dan dipasang mesin bantu napas malam itu juga. Sebelum berangkat, sang lelaki berpamitan kepada ayahanda dan istri serta anak tercintanya.

Dokter menyatakan bahwa lelaki tersebut pneumonia, hasil rapid tes COVID-19 negatif. Swab dilakukan dua hari kemudian. Tim dokter terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Perawat selalu menggunakan masker bedah saat merawat pasien. Kebetulan salah seorang tim, mungkin lupa, tidak menggunakan masker. Tiga hari kemudian, hasil swab PCR didapatkan hasil positif corona. Menjadi heboh seluruh rumah sakit termasuk keluarga dan tetangga rumah pasien.

Seorang yang lupa tak bermasker ternyata baik-baik saja. Dia diistirahatkan setelah hasil swab pasien lelaki itu positif. Hasil tes rapid tenaga yang teledor tersebut negatif lalu dilanjutkan swab. Dia tak diijinkan pulang selama menunggu hasil swab. Esoknya, beberapa perawat dan dokter mengalami keluhan batuk kering dan beberapa gatal tenggorokan dan demam. Semua tenaga kesehatan bergejala diistirahatkan di rumah sakit. Mereka tak diijinkan pulang dan dilakukan pemeriksaan standar.

Kondisi lelaki malang tersebut makin memburuk. Keluarga sang lelaki diperiksa swab. Alhasil istri, anak dan ayah positif. Paman dan kakek yang juga tinggal serumah negatif. Alhamdulillah, kondisi istri dan anak baik tanpa keluhan. Hanya ayah saja yang masih merokok, sering batuk seperti biasanya.

Sebelum diketahui positif, istri lelaki itu masih berjualan di pasar. Ayah pasien masih rajin ke masjid. Ayah juga sempat pergi ke rumah adeknya di luar kota, meskipun telah dilarang sang kakek. Si anak masih sempat bermain di lapangan bersama beberapa temannya karena bosan libur sekolah.

Dua hari sebelum masuk IGD rumah sakit, ternyata lelaki tersebut sempat berobat ke dokter praktek diantar oleh ojek. Sang dokter mendiagnosis pasien radang tenggorokan dan diberikan obat. Tukang ojek adalah sahabat sang lelaki, menunggu dan mengantarkan sampai pulang ke rumah. Karena sore saat dalam perjalanan menuju klinik turun hujan lebat, maka terpaksa keduanya mampir ke warung kopi. Disana mereka bertemu dengan beberapa pedagang, tukang becak, pengamen dan loper koran yang juga berteduh. Sang lelaki bercerita bahwa tiga hari yang lalu, dia bertemu dengan beberapa rekanannya dari berbagai kota saat pelatihan di Jakarta. Temannya di ibukota sehat. Hanya saja, bule yang mereka temui sakit dan mendadak meninggal. Di warung yang sempit itu, sekitar 8 orang menyeruput kopi, ditambah suami istri pemilik warkop.

Setelah warga mengetahui bahwa lelaki tersebut sakit Corona, maka mereka melarang sang Ayah ke masjid, sang Istri jualan di pasar. Anak-anak kampung dikurung di rumah masing-masing tidak boleh bermain dengan anak lelaki itu. Beberapa anak mengeluh batuk ringan. Sang Ayah makin berat batuknya dan harus dibawa ke Rumah Sakit. Disusul oleh sahabat karibnya yang sering ngobrol di depan rumah. Jalan kampung pun ditutup untuk tamu.

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Tuhan telah berkehendak. Sang lelaki menghadap-Nya. Sang Ayah dalam kondisi tua mendadak tak sadarkan diri. Dia juga harus berhadapan dengan maut. Disisi lain, sedang dirawat seorang wanita muda dengan lupus. Wanita itu adalah istri loper koran. Swab keduanya diketahui positif setelah beberapa hari dirawat di ruang isolasi khusus.

Ternyata bukan hanya ayah almarhum sang lelaki dan istri loper koran saja di IGD rumah sakit tersebut. Masih ada beberapa orang yang juga dirawat disana. Kamar penuh dan terus menolak rujukan pasien lain yang juga batuk dan sesak. Kamar isolasi rumah sakit rujukan seluruh kota penuh. Tak satupun yang bisa dipulangkan. Beberapa terpaksa pulang ke haribaan Tuhan dan digantikan pasien lain yang juga sesak berat. Banyak pasien harus menunggu di IGD seluruh rumah sakit karena ketiadaan kamar.

Ilustrasi diatas adalah sekelumit kisah yang terjadi di masyarakat. Transmisi lokal telah terjadi dimana-mana. Tulisan ini bukan untuk membuat takut. Hendaknya kita terus waspada dan segera mengambil keputusan bijak. OTG (Orang tanpa Gejala) bisa jadi mereka orang sehat pembawa virus corona. Itulah carier. Mereka sehat karena imunitas kuat. Merekalah para carier yang terus berkeliaran di jalan dan keramaian. Virus menumpang pada para carier tanpa menimbulkan gejala apapun. Virus dengan mudah berpindah kepada orang lain tanpa pelindung masker. Hal itu membuat para carier tak menyadari bahwa mereka ditunggangi virus. Keterbatasan swab menjadikan mereka tak terdeteksi membawa virus.

Betapa banyak carier dalam kisah diatas. Virus melompat kepada carier lainnya, sampai mereka menemukan orang yang lemah. Virus akan menumbangkan mereka yang tua dan disertai penyakit lain. Virus akan mengantarkan para pasien mengunjungi rumah sakit. Sebanyak apapun rumah sakit disediakan, virus akan terus mengirim pasien ke fasilitas kesehatan. Tenaga kesehatan dan APD tak cukup dibanding rasio mereka yang sakit.

Pencegahan di hulu harus dilakukan sebelum di hilir tak sanggup menangani. Kematian akan makin banyak. Pandemi ini belum mencapai puncaknya. Berhenti dan diam di rumah akan mengkarantina virus hanya pada orang yang terlanjur terjangkiti. Kuatkan imunitas mereka, berilah mereka istirahat cukup, tidak stres, makan bergizi dan halal serta terus berdoa. Jangan biarkan virus ini pindah ke orang lain. Biarlah corona mati pada orang-orang yang kuat. Fasilitas kesehatan harus diperkuat untuk mereka yang lemah. Sekali lagi mari berhenti bersama, jadilah garda terdepan. Corona akan segera berakhir. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *